SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG ORANG KAMPUNG

Monday, November 22, 2010

Makna kata

Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna
Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna terdiri atas sinonim,
antonim, dan hiponim.
a. Sinonim
Sinonim ialah pasangan kata atau kelompok kata yang mempunyai arti
mirip atau hampir sama. Walaupun sinonim menunjukkan kesamaan arti
kata, sesungguhnya arti kata-kata itu tidaklah sama betul. Dalam kalimat
tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan tetapi dalam kalimat lain
tidak dapat digunakan atau penggunaannya selalu dipertimbangkan oleh
unsur nilai rasa atau lingkungan penuturnya (kontekstual).
Contoh sinonim dengan kata yang sama maknanya :
− Bung Hatta telah wafat. (telah = sudah)
− Kita merdeka karena jasa Bung Hatta. (karena = sebab)
− Bung Hatta sangat berjasa. (sangat = amat)
Contoh beberapa kata yang memiliki kemiripan makna :
− Tepat di muka gedung kantor pos Jakarta berdirilah sebuah
kompleks bangunan kuno yang kukuh.
− Persis di bangunan kantor pos Jakarta kota tertancaplah
sebuah kawasan bangunan kolot yang kuat.
Makna kalimat 1 dan 2 sama. Namun kalimat 1 lebih jelas isinya, kalimat
2 pilihan katanya kurang tepat sehingga pembaca / pendengar menjadi ragu
menafsirkan maknanya.
b. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang berlawanan maknanya/berlawanan
artinya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI 75
Contoh:
a) Sejak sakit batuk, ia pantang minum es.
Ia harus meminum obat itu sesuai yang dianjurkan oleh dokter.
b) Aksi penebangan pohon merupakan perusakan hutan.
Pemerintah menghimbau agar warga melestarikan hutan.
c) Kadang-kadang ia berlatih seminggu sekali.
Nasihat orang tuanya seringkali tidak didengarnya.
d) Perkembangan anak itu sangat lambat.
Dengan tangkasnya, ia menendang bola ke mulut gawang.
Terdapat beberapa perbedaan antara kata-kata yang berantonim.
Oposisi antarkata dapat berbentuk seperti berikut.
a. Oposisi kembar
Contoh:
− laki-laki-perempuan
− jantan–betina
− hidup-mati
b. Oposisi majemuk
Contoh:
− baju-merah
− sapu- tangan
− rumah-makan
c. Oposisi gradual
Contoh:
− kaya- miskin
− panjang- pendek
d. Oposisi relasional (kebalikan)
Contoh:
− orangtua-anak
− guru-murid
− memberi-menerima
e. Oposisi inversi
Contoh:
− Jual-beli
− Pulang-pergi
76 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
f. Oposisi komplementer
Contoh:
− mur-baut
− kompor-minyak
g. Oposisi inkompabilitas
Contoh:
− merah-hijau
h. Oposisi hierarki
Contoh:
- camat lurah.
c. Hiponim
Hiponim ialah kata yang memiliki hubungan hierarkis dengan
beberapa kata yang lain. Hubungan hierarki ini terdiri atas satu kata yang
merupakan induk (hipernim), yang memiliki semua komponen makna kata
lainnya yang menjadi unsur bawahannya (hiponim). Proses hiponim dan
hipernim menimbulkan istilah kata umum dan kata khusus.
Kata umum dipakai untuk mengungkapkan gagasan umum,
sedangkan kata khusus digunakan untuk perinciannya. Jadi, kata umum
dapat diterapkan untuk semua hal, sedangkan kata khusus diterapkan
untuk hal tertentu saja. Contoh penggunaan kata umum dan khusus dalam
kalimat seperti berikut.
1. Pukul 07.00 WIB bel berdering cukup keras.
Berdering (kata khusus), biasanya digunakan untuk bunyi bel. Kata
umumnya ialah bunyi. Kata bunyi bisa digunakan untuk semua suara
benda/sesuatu.
2. Untuk menyambut tahun baru, Ibu merangkai melati dan mawar.
Kata melati dan mawar merupakan kata khusus. Kata umumnya ialah
bunga.