SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG ORANG KAMPUNG

Friday, August 5, 2011

Ragam Bahasa ( kelas x)

                         Ragam Bahasa
Dalam bahasa Indonesia terdapat aneka ragam bahasa yang timbul
akibat pengaruh dari berbagai hal yang berhubungan dengan penutur
bahasa dan sarana atau media yang digunakan.
1. Hal yang berhubungan dengan penutur dapat dibedakan seperti berikut.
   a. Latar belakang daerah penutur. Ragam bahasa Indonesia yang
      dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan
      ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia
      yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang masih melekat
      pada penuturnya. Contoh: Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi
      biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang
berakhir dengan vokal /a/., misalnya apa menjadi ape, di mana
menjadi di mane, dan seterusnya. Begitu pula dengan logat Jawa
untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar
bunyi an konsonan /m/, misalnya, Bandung menjadi mBandung,
Bogor menjadi mBogor.
b. Latar belakang pendidikan penutur. Berdasarkan latar belakang
pendidikan penutur, timbul ragam yang berlafal baku dan yang
tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang
berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umumnya
melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang
atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau
tidak baku. Contoh pengucapan kata film, foto, fokus, fakultas
diucapkan pilm, poto, pokus, pakultas.
c. Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur.
Berdasarkan hal ini, timbul ragam formal, semiformal, dan
nonformal. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau
formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar, atau acara-acara
kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan
kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika
penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati,
misalnya pimpinan perusahaan.
Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak
resmi seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan
akrab. Ragam semiformal dan formal dibedakan oleh pemilihan
katanya. Ragam formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap
gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku,
sedangkan ragam nonformal relatif sama dengan ragam informal
hanya pilihan katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerah
atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnya
memahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut.
Contoh:
1. Kalau soal itu, saya nggak tau persis. (informal/semiformal)
2. Emangnya kamu nggak dikasih kupon. (semiformal)
3. Kalau soal itu, ogut nggak tau deh. (nonformal)
4. Emangnya situ nggak ngantor, Mas. (nonformal)