MENYIMAK PUISI
Pada awal pelajaran di Kelas Unggul ini, Anda akan mendengarkan atau menyimak pembacaan puisi. Setelah mendengarkan atau menyimak puisi, Anda dapat memberikan komentar terhadap hakikat puisi. Kemudian, Anda dapat menentukan tema, nada, rasa, dan amanat yang ada dalam puisi tersebut. Selanjutnya, Anda harus menyimpulkan keseluruhan isi yang ada dalam puisi tersebut.
Dalam pelajaran pertama di Kelas Unggul, Anda akan belajar mendengarkan atau menyimak puisi. Mendengarkan puisi merupakan salah satu kegiatan apresiasi selain membaca puisi dengan penuh penghayatan, menulis puisi dan mendeklamasikannya, serta menulis resensi puisi. Kegiatan apresiasi tersebut menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam (dengan penuh penghayatan), merasakan hal yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan dan kelemahannya.
2. memahami,
3. menafsirkan,
4. menghayati, dan
5. menikmati karya sastra tersebut.
Untuk mengapresiasi puisi, kita harus mengenal hakikat puisi, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, serta amanat dari puisi tersebut.
1. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu kepada penyair. Pembaca harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema sebuah puisi. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama),
dan lugas (bukan makna kias yang diambil dari konotasinya).
Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan.
Perhatikan puisi "Gadis Peminta-minta" karya Toto Sudarto Bachtiar berikut ini.
Dalam Kamus Istilah Sastra, Abdul Razak Zaidan (1991) membatasi pengertian apresiasi puisi sebagai penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan atas karya tersebut yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi itu. Dalam batasan ini, syarat untuk dapat mengapresiasi karya sastra adalah kepekaan batin terhadap nilai-nilai karya sastra sehingga seseorang
1. mengenal,2. memahami,
3. menafsirkan,
4. menghayati, dan
5. menikmati karya sastra tersebut.
Untuk mengapresiasi puisi, kita harus mengenal hakikat puisi, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, serta amanat dari puisi tersebut.
1. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu kepada penyair. Pembaca harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema sebuah puisi. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama),
dan lugas (bukan makna kias yang diambil dari konotasinya).
Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan.
Perhatikan puisi "Gadis Peminta-minta" karya Toto Sudarto Bachtiar berikut ini.
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menata katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Penyair menyadarkan kita bahwa gadis kecil berkaleng kecil itu harus dihargai, diperhatikan, dan ditolong. Ia juga manusia yang mempunyai martabat yang sama seperti kita. Martabat gadis itu lebih tinggi daripada menara katedral, artinya martabat gadis itu dapat juga menjadi lebih tinggi daripada orang-orang kaya atau orang beriman sekalipun.(Suara, 1956)
2. Nada dan Suasana Puisi
Tunggu tayangan beikut....